Skenario yang Menghinakan

“Ada jaksa koboi lho, marah-marah di pom bensin.” Lapor isteri saya. “Di mana?” “Di TV.” “Ealah, kirain di sini.” Dan browsinglah saya, hingga cerita tentang jaksa koboi berinisial MP itu terbaca oleh saya. Warta di media online bercerita tentang ibu-ibu yang masuk pom bensin dari arah yang salah ketika kondisi SPBU tersebut penuh dengan kendaraan. … Baca lebih lanjut

Pertemuan

Alangkah indahnya bertemu. Sebab rindu itu bukan tanpa alasan, ketika mendekam perih di dalam hati. Rindu akan bertransformasi, bembuncah menjadi bahagia ketika bertemu. Ya, itulah alasan mengapa rindu itu ada, agar pertemuan terasa begitu indah. Aku jadi rajin kembali, semenjak pertemuan itu berakhir. Sejak satu persatu orang-orang hebat itu undur diri dari hotel tempat mereka … Baca lebih lanjut

Ketika Kita Masih Bersepeda

Lima ribu rupiah, atau tiga ribu rupiah jika kita sedang kekurangan uang, ditukar dengan seporsi siomay dengan rasa seadanya. Seringnya kita makan sepiring berdua, lebih sering lagi ketika akhir bulan, sebagai pengganti makan malam. Dan sebelum tidur, aku sudah lapar lagi. Baca lebih lanjut

Sayang, aku tak baca koran. (Menulis Serentak FLP)

Aku tak pernah ingin seperti mereka. Bapak-bapak yang suka bercengkrama dengan teman sebaya di pos ronda. Atau sekadar nongkrong di warung kopi pinggir jalan, berbicara tentang wanita, uang dan wanita lagi. Biarlah aku dibilang takut isteri, toh kamu tahu, aku tak pernah takut padamu. Aku cuma cinta, cuma tak ingin menyakitimu, cuma tak ingin menyusahkanmu. … Baca lebih lanjut

Orang yang tampak dan orang yang tersembunyi

Mata saya seolah tak pernah lelah memandangi mesin-mesin yang melaju itu. Kendatipun tengah berkonsentrasi berkendara di atas motor sm*sh (^^) saya, mata ini masih saja belum bisa menghentikan lirikan-lirikan terhadap mobil-mobil beraneka rupa dan warna itu, SUV dan citycar menarik perhatian lebih daripada jenis yang lain. Bukan hanya ketika berkendara sendirian saja, bahkan jika si … Baca lebih lanjut